Thoriqoh Shiddiqiyyah


Thoriqoh Shiddiqiyyah adalah pesantren Majma’al Bahrain yang berlokasi di losari Ploso, Jombang. Dengan banyak cabang di tanah air.
Thoriqoh adalah metode. Semua ibadah (sholat, puasa, zakat, haji) ada metodenya. Ajaran thoriqoh adalah ajaran agama islam. Ajaran thoriqoh dititikberatkan kepada ajaran dzikrulloh. Masalah dzikrulloh telah dicontohkan atau diajarkan oleh Nabi besar Muhammad SAW.
Dari segi bahasa, thoriqoh berasal dari kata thoriq yang artinya jalan, sedangkan shiddiqiyyah berasal dari kata shiddiq yang artinya benar. Jadi thoriqoh shiddiqiyyah artinya jalan yang benar. Tujuan thoriqoh shiddiqiyyah yaitu mendidik, membimbing, dan menuntun manusia agar dekat kepada Allah SWT, kenal kepada Allah SWT, menjadi manusia yang bersyukur kepada Allah SWT, serta menjadi manusia yang taqwa. Untuk mencapai ketaqwaan, ada tiga jalan pokok yang harus dilalui, yaitu melalui sholat, puasa, dan dzikir. Faham shiddiqiyyah adalah faham tasawuf. Yang dimaksud faham tasawuf adalah faham kebersihan jiwa. Orang-orang shiddiqiyah adalah orang-orang tasawuf, orang-orang yang selalu menjaga kebersihan jiwa. Jiwa harus dijaga dan dibersihkan dari sifat-sifat tercela, dan diisi dengan sifat-sifat terpuji, sebagaimana sabda Rasulullah dalam hadits yang artinya, “Berakhlaklah kamu dengan akhlaknya Allah SWT”. Jiwa yang suci, bersih, dan terpuji itu harus dihayati, diresapi sampai menjadi kenyataan dalam pergaulan sehari-hari , di masyarakat.
Logo/ lambang thoriqoh shiddiqiyyah mempunyai arti tersendiri. Lambang ini diciptakan oleh Murshid thoriqoh shiddiqiyyah, yaitu Kyai Muchammad Muchtar Mu’thi, pada tanggal 4 April 1972. Tulisan basmallah pada lambang tersebut dicantumkan dengan tujuan agar orang muslim menginsyafi dan menyadari bahwa Allah SWT benar-benar kasih sayang kepada hambanya, agar kaum muslim merasakan cinta dan kasih sayang Allah dalam dirinya. Apabila cinta dan kasih sayang Allah itu sudah benar-benar dirasakan, pasti akan timbul rasa cinta pada Allah. Apabila di qolbu sudah timbul rasa cinta pada Allah, pasti akan timbul rasa syukur pada Allah SWT. Selanjutnya tulisan “Wamaa Kholaqtul Jinna Wal Insa Illa Liya’ Buduun” dicantumkan dengan tujuan agar orang muslim insyaf dan sadar bahwa tujuan wujudnya itu menurut Al qur’an ialah untuk beribadah. Apabila tujuan wujudnya telah disadari dengan penuh kesadaran, pastilah tidak mudah melalaikan ibadah kepada Allah. Sebab akan dirasakan bahwa meninggalkan ibadah itu menurut Al qur’an telah menyimpang tujuan wujudnya. Kemudian tulisan “Iyya Kana’ Buduu Wa Iyya Kanas Ta’iin” dicantumkan dengan tujuan agar oarng muslim tidak menyembah selain Allah SWT (tidak menyekutukan Allah). Agar orang muslim selalu meminta pertolongan kepada Allah dalam segala tujuan baik, tentunya diimbangi dengan ikhtiar. Selanjutnya gambar pohon berbuah yang terletak di dalam lingkaran bulat telur adalah lambang perumpamaan kalimat toyyibah “Laa Ilaaha Illalloh” yang diumpamakan pohon yang pokok batangnya terhunjam di bumi dan cabang yang di langit itu adalah Tuhan sendiri (laksana pohon yang baik, pokok batangnya tetap di dalam bumi, dan cabangnya di langit, didatangkan buahnya setiap waktu karena dapat izin Tuhannya). Keenam akar dalam pohon tersebut melambangkan rukun iman, sedangkan batangnya yang dimaksud ialah rukun islam, buahnya menggambarkan taqwalloh. Perumpamaan tersebut tercantum dalam Q.S Ibrohim: 24-25. Ayat tersebut tertulis melingkari gambar pohon tersebut. Di dalam lingkaran ada dua macam warna, yaitu Biru tua (sebelah kanan) dan biru muda (sebelah kiri). Dua macam warna itu melambangkan ilmu haqiqot dan syari’at. Biru tua lambangnya lautan rohaniah, sedangkan biru muda lambangnya lautan jasmaniah

2 komentar:

Whien Gondronk mengatakan...

ass wr wb.salam kepada seluruh anggota thoriqoh shiddiqiyyah.semoga kita semua selalu dalam lindungan alloh swt...amiin.sy mewakili seluruh anggota thoriqoh shiddiqiyyah di tembilahan-riau,nama; Edwin.L (Whin Gondronk).Email; panglimaundan@yahoo.co.id

jabbar mengatakan...

luar biasa......

Posting Komentar